.

.

.
.
,
[URL=http://www.neobux.com/?r=agungbagi][IMG=http://img.neobux.com/imagens/banner9.gif][/URL]

Kamis, 24 Mei 2012

Dinamika

Ustaz Erick Jadi Saksi Pertemuan Mantan Rampok dan Korbannya
Selasa, 25 Agustus 2015
ROL/Fian Firatmaja
Ustaz Erick Yusuf
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan dakwah kreatif Integrated Human Quotinet (iHaqi) Ustaz Erick Yusuf menceritakan pengalamannya saat menjadi saksi peristiwa unik ketika  mantan perampok dengan salah satu korbannya bertemu saat  sama-sama melaksanakan ibadah haji.
Pengalaman yang terjadi beberapa tahun lalu tersebut menjadi sangat berkesan, karena saat ia melaksanakan ibadah haji itulah ia menjadi saksi hidup.
“Kejadian tersebut terjadi pada saat sedang bermalam di Mina. Dikarenakan cuaca yang sangat panas, kami memutuskan untuk keluar tenda dan mencari sebuah tempat untuk duduk-duduk dan bersantai,” ujar ustaz Erick saat bertandang ke kantor Republika, Selasa (25/8).
Saat itulah ia bertukar cerita dengan sejumlah teman sesama jamaah haji yang juga dari Indonesia.

Orang tersebut mengaku kalau ia sudah melaksanakan ibadah haji selama tiga atau empat kali, tapi masih gelisah akan dosanya yang dikhawatirkan tidak akan termaafkan oleh Allah SWT. Lantaran dulu ia seorang mantan perampok truk tronton di jalan.

Sempat juga diceritakan bagaimana kejamnya ia dahulu, dalam memperlakukan orang yang hendak ia rampok. Namun, jamaah tersebut menuturkan kalau ia sangat menyesal atas apa yang telah ia perbuat di masa lalu, dan juga ingin sekali bertaubat.
Tanpa diduga, lanjut Ustaz Erick, seorang jamaah haji yang juga berasal dari Indonesia, ternyata datang dengan menyebutkan nama dari mantan perampok tadi. Ia menerangkan kalau ia adalah salah satu supir dari truk yang dulu sempat dirampok dan diikat olehnya.
Pria itu bercerita setelah ia mengalami perampokan, ia dipecat oleh perusahaannya karena kejadian tersebut. Akhirnya sang mantan rampok dengan mantan korbannya itu saling berpelukan dan meminta maaf satu sama lain.
“Air mata juga bercucuran dari kedua orang tersebut yang tidak menyangka akan dipertemukan di Mina,” urai ustaz Erick.

Meski banyak pengalaman menarik yang ia temui saat melaksanakan ibadah haji atau umrah, Ustaz Erick menganggap kalau kejadian yang terjadi tepat di depan matanya itu, sebagai salah satu pengalaman yang tak terlupakan.
Ia menegaskan kalau bukan karena campur tangan Allah SWT, tentu saja sang mantan perampok dan mantan supir yang menjadi korban tersebut tidak akan terjadi.

"Subhanallah, benar-benar ini kejadian Allah SWT yang mengatur," kata Ustaz Erick.

Foto PRT di Saudi Inilah yang Picu Kontroversi Hebat

Kamis, 28 Maret 2013, 07:02 WIB

Irib
Foto PRT di Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, Publikasi foto rasisme seorang warga Saudi yang mendudukkan pembantunya di antara tumpukan barang-barang di belakang mobilnya, menimbulkan kontroversi hebat.
Alalam melaporkan, jejaring sosial dan berbagai situs di Arab Saudi memasang foto seorang pembantu rumah tangga asal Asia Tenggara yang duduk di bagian belakang mobil milik majikannya. Namun parahnya, dia duduk bersama dengan tumpukan barang milik sang majikan. selanjutnya

Subhanallah, Para Bintang Ini Bermain Sepak Bola Sambil Berpuasa



Subhanallah, Para Bintang Ini Bermain Sepak Bola Sambil Berpuasa

Samir Nasri (kiri) dan Franck Ribery

LONDON -- Kunci kesuksesan tim-tim besar Eropa dalam meraih trofi dan mempertahankan performa para pemainnya di level tinggi adalah mampu menjaga aspek kebugaran pemain.
Tim medis klub tidak segan-segan memantau perkembangan pemainnya secara harian hingga mingguan dengan memberikan rencana latihan ketat.

Memasuki bulan Ramadhan, biasanya ada pemandangan berbeda di Liga Primer Inggris dan La Liga Spanyol. Beberapa klub tampak melakukan kontrol lebih ketat kepada para pemain Muslim yang memiliki kebiasaan puasa. Seiiring meningkatnya jumlah Muslim di kedua liga teratas Eropa itu, para pemain yang menunaikan puasa akan mengubah kebiasaan makannya. Tentu saja hal itu berpengaruh terhadap performa mereka di lapangan.

Budaya Barat yang tidak mau mencampuradukkan persoalan agama dan sepakbola biasanya tidak terlalu mentoleransi pemainnya untuk melakukan puasa penuh. Bukan karena mereka tidak menghormati agama Islam yang dianut pemainnya, melainkan tidak ingin performa klub ikut terganggu.

Namun striker Sevilla Frederic Kanoute, yang dikenal ketat dalam menjalankan ritual agama tidak mau berkompromi dengan aturan klub. Mantan pemain Tottenham Hotspur dan West Ham United itu berusaha semaksimal mungkin menjalankan ibadah puasa Ramadhan secara penuh.

''Staf dan pelatih sangat ingin tahu. Mereka bertanya-tanya mengapa saya tidak makan dan menanyakan semua pertanyaan ini. Tapi Anda harus menjawabnya dan bicara tentang itu,'' ujar Kanoute kepada the Independent.

''Mereka melihat saya berdoa di ruang ganti, saya tidak berpikir tentang bagaimana orang melihatku. Islam telah membantu saya dengan cara ini. Inilah jalan yang Anda ambil untuk membuat Anda tenang,'' imbuh pemain Terbaik Afrika 2007 itu.

Bulan Ramadhan membawa arti berbeda bagi beberapa pemain Muslim top di Liga Primer Inggris. Mereka biasanya lebih khusuk dalam bermain dan memulai pertandingan dengan membaca doa sembari mengangkat kedua tangan ke atas.

Ritual itu biasanya dilakukan oleh dua bersaudara Kolo dan Yaya Toure, Samir Nasri, Younes Kaboul, dan Nicolas Anelka, yang sekarang bermain di Liga Super Cina. Menurut mereka, tetap berpuasa dan bermain dalam level tinggi merupakan sebuah tantangan yang coba dilakukan.

Ramadhan bagi Sulley Muntary merupakan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan, meski harus bermain di tengah ketatnya jadwal Serie A Liga Italia. Pada musim 2009, pelatih Inter Milan Jose Mourinho tersandung persoalan gara-gara mempersoalkan bulan Ramadhan datang di saat pemainnya harus berlaga di liga dengan kemampuan penuh. Ia mengeluhkan performa Sulley Muntary yang bermain loyo hingga berdampak pada Inter yang ditahan 1-1 oleh Bari.

Mourinho mengatakan, ''Ramadhan tiba pada saat yang tidak ideal bagi pemain yang harus bermain di tengah kompetisi.'' Komentarnya arsitek Real Madrid itu mengundang kecaman luas, khususnya dari Dewan Muslim Italia sehingga Mourinho kemudian mengklarifikasi pernyataannya.

''Keputusan Muntari tidak boleh dikritik karena merupakan masalah iman dan agama. Itu berarti bahwa saya menerimanya saya tidak pernah mengatakan Muntari harus melupakan agamanya dan praktik ritual.''

Redaktur: Heri Ruslan

Reporter: Erik Purnama Putra republika

 Sebarkan Paham Ateis di Facebook, PNS Dibui 2,5 Tahun




Sebarkan Paham Ateis di Facebook, PNS Dibui 2,5 Tahun
SUMBAR - Bermain main dengan Facebook ternyata bisa menjerat seseorang ke dalam penjara, Alexander Aan, lelaki 30 tahun yang merupakan salah seorang calon pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintahan Daerah Kabupaten Dharmasraya Sumatra Barat, Kamis (14/6/2012) divonis penjara 2,5 tahun kurungan oleh hakim dan denda Rp100 juta rupiah. Dia dinyatakan bersalah karena telah menyebarkan faham ateis (anti Tuhan) serta menodai agama Islam melalui konten akun facebooknya kepada publik di internet.
Vonis yang dijatuhkan hakim pengadilan Muaro Sijunjung ini lebih ringan satu tahun dari tuntutan yang disampaikan jaksa. Kejaksaan Pengadilan Negeri Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya Sumatra Barat sebelumnya menuntut 3,5 tahun penjara.
Pemilik akun Ateis Minang ini mengaku siap menjalani vonis hukuman yang dijatuhkan kepadanya. "Saya siap menjalani hukuman yang akan saya terima. Bukti yang dinyatakan hakim saya akui benar tapi dari motif yang disampaikan hakim saya tidak setuju," katanya.
Aan membantah bahwa dia menyebarkan paham Ateis kepada orang lain melalui dunia maya. Dia hanya mengakui bahwa dirinya hanya ingin mendiskusikan secara ilmiah tentang keberadaan Tuhan kepada teman temannya di facebook, bukan bertujuan untuk menyiarkan.
Melalui kuasa hukumnya, Deddi Alparesi mengatakkan bahwa majelis hakim telah mengabaikan fakta-fakta persidangan. Menurutnya, kliennya tidak melakukan penyebaran paham Ateis dalam akunnya tersebut. Dia meminta agar kliennya tidak dihukum melainkan dibina oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kita menilai majelis hakim tidak mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan. Ini sebenarnya saksi yang kami hadirkan telah menyampaikan bahwa terdakwa hanya mengalami kegalauan theologis tidak menistakan agama dan seharusnya terdakwa tidak harus dihukum melainkan dibina oleh Majelis Ulama Indonesia setempat. Klien kami tidak harus dihukum melainkan dibina secara moral dan agama oleh Majelis Ulama Indonesia," tuturnya.
Menanggapi vonis hakim tersebut, pihaknya menyatakan masih akan pikir-pikir atas hukuman yang diberikan majelis hakim yang dipimpin oleh Eka Prasetya Budi Dharmasraya. Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Syahrir menyatakan banding atas vonis yang dijatuhkan hakim karena dinilai putusan terlalu ringan dari tuntutannya sebelumnya yakni menuntut 3,5 tahun penjara.
Kini Aan terpaksa menginap di lembaga permasyarakatan Muaro Sijunjung Sumatera Barat guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Impiannya untuk jadi seorang pegawai negeri sipil pun terkubur bersama akun facebooknya karena terancama dipecat dari status kepegawaiannya yang hingga saat ini masih sebagai CPNS Pemda Dharmasraya. http://berita.plasa.msn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More